Kontrasepsi merupakan
alat atau metode yang digunakan untuk mencegah kehamilan. Kontrasepsi dapat
digunakan baik oleh laki - laki maupun perempuan. Alat atau metode kontrasepsi
bekerja dengan cara melumpuhkan sperma atau agar tidak terjadi ovulasi dan menghalangi
pertemuan sperma dengan sel telur. Ada banyak sekali alat kontrasepsi yang
dapat anda gunakan sesuai dengan kebutuhan anda. Untuk laki - laki, anda dapat
menggunakan kondom maupun menggunakan metode vasektomi. Sedangkan pada wanita, anda
dapat menggunakan pil KB, IUD, cervical cup, spermisida, maupun metode
tubektomi. Pada kesempatan kali ini kita akan membahas mengenai metode
kontrasepsi dengan menggunakan spermisida.
Spermisida merupakan
salah satu metode kontrasepsi yang bertujuan untuk mencegah terjadinya
kehamilan. Spermisida biasanya mengandung zat kimia nonoxynol-9 yang dapat
membunuh sperma atau menghentikan pergerakannya. Alat KB ini tersedia dalam
bentuk krim, gel, foam, maupun supositori. Spermisida bekerja dengan cara
membunuh dan menghentikan pergerakan sperma sebelum sperma bisa berenang masuk
kedalam rahim. Supaya dapat bekerja dengan efektif, spermisida harus
ditempatkan jauh didalam vagina atau dekat dengan leher rahim. Spermisida yang
berbentuk krim, gel, dan foam biasanya disemprotkan kedalam vagina menggunakan
aplikator khusus. Jenis lain dari spermisida adalah vagina contraceptive film
(VCF) yang berupa lembaran tipis yang harus ditempelkan dibelakang vagina dan
vagina supositori yang dimasukkan langsung kedalam vagina.
Spermisida harus
dimasukkan ke dalam vagina sebelum berhubungan intim. Tiap produk biasanya akan
memberikan instruksi pada labelnya mengenai kapan waktu yang tepat untuk
memakainya. Ada beberapa produk yang memperbolehkan anda untuk langsung berhubungan
seks setelah memakainya. Tetapi, sebagian besar produk baru mulai bekerja
setidaknya 15 menit setelah diaplikasikan, sehingga anda harus menunggu
sebentar sebelum memulai penetrasi. Semua jenis spermisida hanya efektif selama
satu jam setelah dimasukkan. Wanita juga dianjurkan untuk tidak bersih - bersih
dengan sabun pencuci vagina selama 6 jam setelah berhubungan seks memakai
spermisida.
Spermisida merupakan
metode kontrasepsi yang murah, tidak mempengaruhi hormon, dan tidak mengganggu
aktivitas seksual anda. Tetapi, sama seperti alat kontrasepsi lainnya,
spermisida juga dapat menimbulkan efek samping jika digunakan. Efek samping
yang paling sering dialami oleh pengguna spermisida antara lain iritasi, rasa
perih dan terbakar, serta rasa gatal pada vagina. Vagina juga dapat menjadi
kering, mengeluarkan bau khas, atau mengeluarkan cairan yang menyerupai
keputihan. Pada beberapa orang, penggunaan spermisida juga berisiko menyebabkan
gangguan kesehatan yang lebih serius, diantaranya dermatitis kontak, reaksi
alergi, terjadi perdangan atau infeksi pada vagina, infeksi saluran kemih,
serta iritasi pada rectum.
Tingkat efektivitas
spermisida dapat berubah, tergantung dari cara anda menggunakannya dan apakah
anda menggunakan metode kontrasepsi tambahan. Menggunakan spermisida tanpa
metode lain biasanya memiliki keberhasilan mencegah kehamilan sebesar 70 - 80%.
Memang tidak dapat dipungkiri bahwa spermisida masih memiliki banyak kekurangan
dibandingkan dengan metode kontrasepsi lain. Selain berisiko dapat menimbulkan
efek samping pada organ intim, efektivitas spermisida juga masih kalah jika
dibandingkan dengan kondom atau sistem kalender.
Jangan lupa follow akun sosial media kami di: